GARAPAN MANAJEMEN
SEKOLAH
A.
Manajemen
Sarana dan Prasaran
v Manajemen Sarana
Sarana
pendidikan adalah peralatan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, sperti gedung, ruang
kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Manajemen sarana adalah
1.
Perencanaan pengadaan
sarana pendidikan
Perencanaan berkaitan dengan pengadaan.
Maksudnya sebelum dilakukannya pengadaan sarana pendidikan, sekolah harus
membuat suatu perencanaan. Hal ini disebabkan karena untuk proses pengadaan
dibutuhkan sebuah pertimbangan.
2.
Pengaturan dan
penggunaan sarana pendidikan
Pengaturan dan penggunaan tidak dapat
dipisahkan karena dilaksanakan silih berganti. Sehubungan dengan pengaturan dan
penggunaan, sarana dapat dibedakan menjadi 2 :
a.
Alat-alat yang langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar seperti alat pelajaran, alat peraga,
dan media pendidikan.
b.
Alat-alat yang tidak
langsung terlibat dalam proses belajar mengajar seperti bangunan sekolah, meja
guru, perabot kantor tata usaha, kamar kecil dan sebagainya.
Dalam
penggunaan alat-alat yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar
dibutuhkanlah tempat penyimpanan seperti ruangan, almari tertutup, almari
terbuka dan sekat-sekat agar jika anak akan menggunakan alat tersebut tidak
bingung dan jika ada alat-alat baru anak tidak bingung meletakan alat tersebut
di tempatnya. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukanya pengaturan
awal/pengaturan sebelum alat digunakan, meliputi:
-
Memberikan identitas pada
alat yaitu nomor inventaris dengan kode tertentu untuk jenis tertentu.
-
Pencatatan alat kedalam
buku daftar inventaris.
-
Penempatan alat ke
dalam almari atau ruangan yang sudah diberikan kode.
Pengaturan
awal dilakukan agar alat-alat/sarana pendidikan tetap terpelihara. Ada 3
manfaat pemeliharaan dan pengaturan, yaitu melatih anak untuk bertanggung jawab
terhadap barang-barang yang mereka pergunakan, mendidik anak untuk merasa ikut
memiliki barang-barang milik sekolah, dan anak-anak menjadi lebih paham akan
seluk beluk alat-alat yang mereka pergunakan.
3.
Penyingkiran sarana
Penyingkiran barang/sarana diartiakan
sama dengan penghapusan barang/sarana. Penghapusan memiliki arti sebagai
berikut:
a.
Mencegah atau
sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih besar, yang disebabkan
oleh:
-
Pengeluaran yang
semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan/pemeliharaan terhadap barang
yang semakin buruk kondisinya.
-
Pemborosan biaya untuk pengamanan barangpbarang kelebihan atau
barang lain yang karena beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan lagi.
b.
Meringankan beban kerja
inventarisasi karena banyaknya
barang-barang yang tinggal menyusut.
c.
Membebaskan
barang-barang dari tanggung jawab suatu organisasi atau lembaga yang mengurusnya.
Adapaun
syarat-syarat dalam penghapusan barang/sarana, antara lain:
1)
Dalam keadaan rusak
berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi atau dipergunakan lagi.
2)
Perbaikan akan menelan
biaya yang sangat besar sekali sehingga merupakan pemborosan uang negara.
3)
Secara teknis dan
ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan.
4)
Penusutan diluar
kekuasaan pengurus barang(biasanya barang kimia).
5)
Tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan masa kini, seperti mesin tulis biasanya diganti dengan IBM
atau Personal Komputer.
6)
Barang-barang yang jika
disimpan lama akan rusak dan tidak dapat dipakai lagi.
7)
Ada penurunan
efektivitas kerja
8)
Dicuri, dibakar,
diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain sebagainya.
Dalam
penghapusan barang harus melalui tahap-tahap berikut ini:
1)
Pemilihan barang yang
dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan.
2)
Memperhitungkan
faktor-faktor penyingkiran dan pengapusan ditinjau dari segi nilai uang.
3)
Membuat perencanaan.
4)
Membuat surat
pemberitahuan kepada yang akan diadakan penyingkiran dengan menyebut
barang-barang yang akan disingkirkan.
5)
Melaksanakan penyingkiran
dengan carang:
-
Mengadakan lelang
-
Menghibahkan kepada
Badan Orang lain
-
Membakar
-
Menyingkirkan
disaksikan oleh atasan
6)
Membuat berita acara
tentang pelaksanaan penyingkiran.
4.
Dasar pengetahuan
perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit
kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang
berupa penyimpanan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan
cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi.
Dalam rangka menunjang program belajar mengajar disekolah (Mulyani A. Nurhadi,
1983 : 1)
Tektik
kegiatan pengelolaan inti perpustakaan meliputi:
1)
Inventarisasi
Inventarisasi
adalah kegiatan yang berupa pencatatan koleksi bahasa pustaka sebagai bukti
bahwa koleksi bahan perpustakaan tersebut telah sah dari perpustakaan.
2)
Klasifikasi
Klasifikasi
adalah pengelompokan koleksi menurut golongan atau jenis tertentu dengan cara
tertentu.
3)
Pembuatan Katalog
Katalog
adalah suatu pedoman petunjuk seluruh bahan atau sumber yang tersedia di suatu
perpustakaan.
4)
Penyelesaian
Penyelesaian
adalah suatu langkah dalam proses pengolahan koleksi perpustakaan setelah
bahan-bahan di lengkapi dengan kartu-kartu dan sebelum mulai di tawarkan untuk
dimanfaatkan.
5)
Penyajian Koleksi
Penyajian
adalah meletakkan koleksi perpustakaan pada almari atau rak dan siap untuk
disajikan.
5.
Pengelolaan
a.
Pengelolaan Sarana Buku
Pengelolaan
sarana buku meliputi:
1) Perencanaan
sarana buku
-
Perencanaan kebutuhan
jenis buku berdasarkan kurikulum yang berlaku.
-
Perencanaan kebutuhan
tiap jenis berdasarkan jumlah siswa, jumlah guru, dan perpustakaan.
-
Perencanaan pengadaan
buku
-
Perencanaan sumber dana
pengadaan buku.
-
Perencanaan distribusi
buku.
-
Perencanaan
pendayagunaan buku.
-
Perencanaan
inventarisasi penyampaian dan pemeliharaan
-
Perencanaan pelaporan
pustakawan buku
2)
Organisasi Sarana Buku
Dalam
organisasi sarana buku diperlukannya struktur organisasi.
3)
Koordinasi Sarana Buku
4)
Pelaksanaan Sarana Buku
5)
Pengendalian/Pengawasan
sarana buku
b.
Pengelolaan alat peraga
1)
Perencanaan alat peraga
2)
Organisasi alat peraga
3)
Koordinasi alat peraga
4)
Pelaksanaan sarana alat
peraga
c.
Pengelolaan alat
praktik
1)
Perencanaan alat
praktik dan bahasa IPA, Kesenian Olah Raga dan Keterampilan
2)
Organisasi alat praktik
3)
Koordinasi alat praktik
4)
Pelaksanaan sarana alat
praktik
5)
Pengendalian/pengawasan
alat praktik
v Manajemen Prasarana
Prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan
menuju sekolah. Manajemen prasarana pendidikan betugas mengatur dan menjaga
prasarana pendidikan agar memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
jalannya proses pendidikan.
B.Manajemen Personalia
Personalia adalah semua anggota
organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai
tujuan yang sudah ditentukan. Sedangkan Manajemen personalia itu sendiri adalah
bagian manajemen yang memperhatian orang-orang dalam organisasi (Evans, 1981, h
115), yang merupakan salah satu sub sistem manajemen.
Manajemen personalia meliputi manfaat
manajemen personalia, pengembangan personalia, antar hubungan personalia,
penilaian dan promosi, kesejahteraan, dan penelitian personalia.
1) Manfaat
manajemen personalia
Manajemen personalia
memberikan kepada orang-orang yang diantaranya yaitu merekrut, menempatkan,
melatih dan mengembangkan, dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang dikatakan
sebagai fungsi manajemen personalia (massie, 1973, h. 72).
Ruang lingkup manajer
personalia meliputi, pembentukan staf dan penilaian, melatih dan mengembangkan,
memberikan kesejahteraan uang dan layanan, merencanakan personalia, dan
mengadakan penelitian personalia.Manajemen personalia mempunyai perencanaan
yang mencangkup jumlah dan jenis keterampilan/keahlian orang, ditempatkan pada
pekerjaan yang tepat, pada waktu tertentu, yang dalam jangka panjang memberikan
keuntungan bagi individu dan organisasi (Sikula, 1976, h. 145). Yang
direncanakan oleh para manajer dalam hubungan dengan personalia yaitu:
a.
Beberapa jumlah tenaga
yang dibutuhkan oleh organisasinya
b.
Berapa macam
keterampilan yang dibutuhkan dan berapa orang setiap jenis keterampilan, begitu
pula macam keahlian apa saja dan berapa dibutuhkan untuk setiap jenis keahlian
c.
Upaya menempatkan
mereka pada pekerjaan yang tepat untuk jangka waktu tertentu, dengan harapan
dapat memajukan dan memberikan keuntungan optimal baik kepada organisasi maupun
kepada setiap anggota.
Ketiga masalah itulah
yang dapat ditangani dalam perencanaan personalia oleh para manajer pendidikan.
2) Pengembangan
personalia
Pengembangan
personalia mencegah pemakaian pengetahuan yang sudah usang dan pelaksanaan tugas
yang sudah ketinggalan zaman. Untuk itulah dilakukannya pelatihan dan
pendidikan personalia. Tujuan dari pelatihan dan pendidikan personalia (Sikula,
1976, h. 236) yaitu:
a. Untuk
meningkatkan kuantitas output
b. Meningkatkan
kualitas output
c. Merealisasi
perencanaan personalia
d. Meningkatkan
moral kerja
e. Meningkatkan
penghasilan/kesejahteraan
f. Meningkatkan
kesehatan dan keamanan
g. Mencegah
ketuaan
h. Untuk
mengembangkan personalia
Mengembangan
personalia pada hakekatnya adalah melaksanakan prinsip belajar seumur hidup.
Salah satu prinsip belajar ialah menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan
setiap individu. Ada 5 kebutuhan setiap individu yaitu:
a. Ingin
merasa diri penting, terpadu dan berharga
b. Ingin
hidup aman, sentosa, dan berkecukupan
c. Ingin
memperoleh teman hidup yang tepat dan berkeluarga
d. Ingin
berkelana di lapangan yang belum diketahui/hasrat ingin tahu
e. Dalam
waktu-waktu tertentu ingin melapaskan diri dari kesulitan, bergembira, dan
bermain-main
3) Antara
hubungan personalia
Antara
hubungan personalia berkaitan dengan iklim organisasi. Iklim organisasi ialah
karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi yang
lain yang dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya (Hoy, 1978, h. 137).
Iklim organisasi adalah perluasan konsep moral kerja. Bila moral kerja hanya
menyangkut sikap individu atau kelompok dalam bekerja maka iklim mencangkup praktek, tradisi, dan
kebiasaan bekerja dalam organisasi (Sikula, 1976, h. 112). Selanjutnya Williams
yang dikutip Sikula menyebutkan mengapa iklim organisasi ini perlu
diperhatiakan, ialah karena hal itu menyangkut produktivitas dan kemanusiaan
(h. 113).
Memperhatikan
dan membina iklim organisasi berarti sekaligus menjunjung martabat para
personalia sebagai manusia. Iklim organisasi juga mengacu kepada ketertiban
organisasi. Ketertiban adalah keadaan yang pelaku-pelakunya mematuhi
peraturan-peraturan dan aturan-aturan yang berlaku, sesuai dengan ruang, waktu,
dan sifat kegiatan yang ada(Budhisantoso, 1984, h. 10).
4) Penilaian
dan Promosi
Penilaian
dilakukan secara sistematis terhadap performa n personalia dan potensi mereka untuk
berkembang (Sikula, 1976, h. 205). Penilaian performan mencakup prestasi kerja,
cara kerja, dan pribadi mereka. Sedangkan penilaian terhadap potensi untuk
berkembang mencakup kreativitas dan hasil belajar atau kemampuan mengembangkan
profesi/karier.
Penilaian
personalia bersama-sama dengan tugas merekrut, menyeleksi, menempatkan dan
mengembangkan merupakan suatu unit kerja (Sikula, 1976, h. 205). Hal ini
disebabkan karena penilaian terhadap personalia dilakukan secara kontinu yang
biasanya diadakan satu tahun sekali. Penilaian tersebut dimanfaatkan sebagai
bahan untuk merekrut, menyeleksi, menempatkan, dan mengembangkan. Menempatkan
ialah mencakup penempatan untuk pertama kali setelah selesai diseleksi,
memindah , menaikkan/mempromosikan dan menurunkan kedudukan bila diperlukan,
dan memberhentikan atau mempensiunkan. Untuk memudahkan pekerjaan manajer yang
menyangkut personalia, dibuatlah kartu-kartu pribadi untuk setiap anggota
organisasi.
5) Kesejahteraan
Kesejahteraan
personalia pendidikan perlu diperhatikan. Oleh karena itu kesejahteraan tidak
boleh dilalaikan oleh para manajemen pendidikan, mereka tidak pada tempatnya
hanya menekankan pada tugas pekerjaan saja, kesejahteraan personalia juga perlu
diperhatikan.
Meningkatkan
taraf kesejahteraan para anggota organisasi memang merupakan salah satu tugas
manajer. Organisasi adalah merupakan satu bentuk kehidupan bersama dengan
tujuan tertentu yang sudah disepakati bersama. Untuk mencapai tujuan itu, para
manajer perlu mengarahkan, membina, dan mengkoordinasi anggota-anggotanya.
Sekarang
kesejahteran-kesejahteraan sudah diwujudkan dalam berbagi bentuk seperti
pelayanan kesehatan, kredit perumahan, dan kendaraan, koperasi kebutuhan
sehari-hari maupun simpan pinjam, kadang-kadang juga dilakukan rekreasi bersama
dengan biaya yang ringan, dan yang paling berarti adalah didirikannya
lembaga-lembaga pendidikan swasta.
6) Penelitian
personalia
Untuk
memjukan suatu lembaga pendidikan membutuhkan suatu penelitian. Hasil
penelitian yang merupakan buah dari analisis data yang dikumpulkan secara
sistematis dan dengan instrumen yang realiabel dan valid, merupakan informasi
yang dapat dipercaya. Macam penelitian yang dilakukan dalam pendidikan,
kebanyakan penelitian terapan, walaupun ada juga yang melakukan penelitian murni
DAFTAR PUSTAKA
Ari
kunto, Suharsini. Yulianan, Lia. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Mulyasa. 2012. Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. 2004.
Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar